Selasa, 10 Desember 2013

MAKALAH I’JAZIL QUR’AN

Diposting oleh Unknown di 07.39



BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar belakang
Kajian mengenai masalah i’jaz pada dasarnya kajian tentang karakteristik teks yang membedakanya dari teks-teks lain dalam kebudayaan, dan yang menjadikanya lebih unggul daripada teks-teks tersebut. Fenomena al-Quran sebagai mu’jizat, berikut segala segi dan fungsinya, akan banyak ditelaah dalam tulisan ini. Pembahasan al-Quran sebagai mu’jizat oleh para ulama masih menyisahkan perbedaan pendapat tentang derivasi serta domain kemu’jizatan al-Quran ditambah lagi munculnya pendapat yang cenderung melimitasi pada segi kemu’jizatan dengan menafikan segi yang lain.
 Berangkat dari sini, penulis bermaksud untuk mengkaji beberapa segi kemukjizatan al-Quran yang diharapkan dapat menampilkan keterwakilan seluruh pergolakan pendapat dan pemikiran yang bergulir disekitar obyek telaah kemu’jizatan al-Quran.
Sudah menjadi kelaziman dari munculnya seorang rasul dengan seruan agama baru untuk disertai dengan mukjizat. Dengan mu’jizat itu seorang rasul baru diberdayakan oelh Allah untuk sanggup membalikkan pandangan umatnya yang sedang mengalamai fase keterkaguman dengan salah satu aspek kehidupan keduniaan, menuju jalan agama Allah yang lurus. Sejarah nabi dan rasul menunjukkan kebhinekaan corak mu’jizat yang tidak lain sebagai respon logis dari tuntutan realitas kehidupan umat.

2.      Rumusan masalah
1.      Menjelaskan tentang pengertian i’jazil Al-qur’an?
2.      Menjelaskan tentang tujuan-tujuan i’jazil Al-qur’an?
3.      Menjelaskan kapasitas atau kadar kemukjizatan Al-qur’an?
4.      Menyebutkan aspek-aspek i’jazil Al-qur’an?




3.      Tujuan
Tujuan pemakalah disini adalah untuk memberikan sedikit pemaparan tentang i’jazil Al-qur’an, dan dalam makalah ini pula penulis memberikan penjelasan tentang pengertian i’jazil Al-qur’an, selain itu memberikan penjelasan tentang tujuan-tujuan i’jazil Al-qur’an dan memberikan penjelasan tentang kapasitas atau bisa disebut dengan kadar i’jazil Al-qur’an serta menyebutkan aspek-aspek apa saja yang ada pada  i’jazil Al-qur’an.

                                                                                                                      
























BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian i’jaz  ( kemukjizatan Al-qur’an)
a.       Pengertian i’jaz
              Menurut bahasa kata i’jaz adalah mashdar dari kata kerja a’jaza, yang berarti melemahkan. Kata a’jaza ini termasuk fi’il ruba’i mazid yang berasal dari fi’il tsulatsi mujarrad ajaza yang berarti lemah, lawan dari qadara yang berarti kuat/ mampu.[1]
Ini sejalan dengan firman Allah SWT yang berbunyi:
أَعْجَزَتُ أَنْ أَكُوْنَ مِثْلَ هَذَاالْغُرَابِ فَأُوَارِيَ سَوْءَةَ أَخِيْ (المائدة: 31
Artinya: “…Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini” (QS. Al Maidah (5): 31)
              Sebab, kitab al-qur’an telah menantang pujangga-pujangga arab untuk membuat kitab yang seperti al-qur’an, tetapi dari dulu sampai sekarang tidak ada yang mampu membuat tandingan itu. Padahal tantangan al-qur’an itu sudah berkali-kali diturunkan, dan yang disuruh menandingi seluruh isi al-qur’an, dikurangi hanya supaya menandingi 10 surah saja, sampai terakhir hanya diminta membuat tandingan sebuah surah saja pun tidak ada yang mampu menandinginya.
Karena itu al-qur’an benar-benar i’jaz atau benar-benar melemahkan manusia seluruhnya, tak ada seorang pun yang bisa menandingi tantangannya.[2]
              Pelakunya (yang melemahkan) dinamai  mu’jiz. Bila kemampuannya melemahkan  pihak lain amat menonjol sehingga mampu membungkam lawan, ia dinamai mujizat. Mukjizat didefinisikan oleh pakar agama Islam, antara lain sebagai suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seorang yang mengaku Nabi, sebagai bukti kenabiannya sebagai tantangan bagi orang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, tetapi tidak melayani tantangan itu.
              Dengan redaksi yang berbeda, mukjizat didefinisikan pula sebagai suatu yang luar biasa yang diperlihatkan Allah SWT. Melalui para Nabi dan Rasul-Nya, sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulannya.
              Mu’jizat menurut bahasa ialah suatu hal yang luar biasa, ajaib atau menakjubkan. Menurut istilah mukjizat ialah sesuatu yang melemahkan manusia baik sendiri ataupun kolektif untuk mendatangkan sesuatu yang menyerupai/menyamainya yang hanya diberikan kepada Nabi/Rasul Allah. Mukjizat itu merupakan hal yang tidak sama dengan biasanya, yang menyebabkan orang tidak dapat mendatangkan yang menyamainya.
              Jadi mukjizat itu merupakan barang yang mu’jiz, atau yang melemahkan orang sehingga tidak dapat menandinginya. Ada yang berusaha menandinginya, tetapi tidak dapt memenangkan pertandingan itu. Mukjizat merupakan karunia Allah SWT yang diberikan kepada Nabi/Rasul, sehingga tidak mungkin ada manusia yang dapat menandinginya.[3]

2.      Tujuan I’jazil Qur’an
Dari pengertian i’jaz dan mu’jizat di atas, dapat diketahui beberapa tujuan i’jazil al-qur’an, diantaranya adalah:
a.       Membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW yang membawa al-qur’an itu adalah benar-benar seorang Nabi/Rasul Allah.
b.      Membuktikan bahwa kitab al-qur’an itu adalah benar-benar wahyu Allah SWT, bukan buatan malaikat Jibril dan bukan tulisan Nabi Muhammad SAW.
c.       Menunjukkan kelemahan mutu sastra dan balaghah bahasan manusia, karena terbukti pakar-pakar pujangga sastra dan seni bahasa arab tidak ada yang mampu mendatangkan kitab tandingan yang sama seperti al-qur’an.
d.      Menunjukkan kelemahan daya upaya dan rekayasa umat manusia yang tidak sebanding dengan keangkuhan dan kesombonganya.[4]

3.      Kapasitas kemukjizatan Al-qur’an
              Yang dimaksud dengan kapasitass kemukjizatan Al-qur’an ialah kadar yang menjadi mu’jizat dari kitab al-qur’an itu. Kitab suci al-qur’an ini sudah 15 abad lalu mencanangkan tantangan kepada orang-orang yang mengingkari al-qur’an, yakni minta untuk ditandingi dengan membuat kitab yang sama seperti al-qur’an itu. Hal tersebut selain menunjukkan kitab suci ini, juga sekaligus menunjukkan kemukjizatan kitav suci ini, juga sekaligus menunjukkan kebenaran al-qur’an, bahwa tidak ada seorang jin ataupun manusia yang sanggup membuat kitab yang seperti al-qur’an ini.
Sebagaimana tertuang dalam surat Al-Isra ayat 88:
قل لئن اجتمعت الا نس والحنّ على ان يا توا بمثل هذا القران لا ياتون بمثله ولو كان بعضهم لبعض ظهيرا (الاسراء:88)
Artinya : “katakanlah: “ sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan Al-qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”.[5]
              Terdapat tiga tantangan yang dicanangkan untuk menandingi kapasitas kemukjizatan Al-qur’an, namun sungguh sangat mengherankan karena tidak ada satupun tantangan yang mampu melawan kapasitas kemukjizatan al-qur’an, padahal tantangan itu telah tiga kali diubah dan diturunkan kapasitasnya, diantara lain adalah:
a.       Tantangan pertama
Mula-mula al-qur’an menantang orang-oranh yang mengingkari kewahyuanya itu supaya membuat kitab tandingan yang sama seperti seluruh isinya. Yakni, mereka yang menuduh al-qur’an itu buatan Nabi muhammad SAW itu supaya membuat kitab yang sama seperti al-qur’an itu seluruhnya.
Tantangan pertama tidak terlawan, memang sangat berat utuk melawan tantangan pertama ini. Sebab, harus membuat kitab tandingan yang besar, lengkap, dan komplit. Sangat wajar jika tidak ada seorang pun yang mampu melawan atau menandingi al-qur’an.

b.      Tantangan kedua
Karena tidak ada seorang pun isa melawan tantangan al-qur’an yang pertama, karena terlalu berat, maka dikurangi, sebelumnya harus membuat kitab tandingan yang sama dengan seluruh Al-qur’an, lalu diturunkan hanya membuat tandingan yang sama dengan 10 surah seperti Al-qur’an.
c.       Tantangan ketiga
Jika tantangan Al-qur’an yang kedua ini masih juga dianggap berat, karena harus membuat sekian banyak surah yang harus sama dengan Al-qur’an itu , maka tantangan itu diringankan lagi. Yakni hanya disuruh membuat tandingan satu surah saja yang sama dengan surah Al-qur’an.[6]

4.      Aspek-aspek kemukjizatan al-qur’an
Terdapat tiga aspek dalam kemukjizatan Al-qur’an, antara lain adalah:
a.       Kemukjizatan bahasa
            Betapa menakjubkan rangkaian dan betapa indah susunanya. Tak ada kontradiksi dan perbedaan di dalamnya, padahal ia membeberkan banyak segi yang dicakupnya, seperti kisah dan nasihat, argumentasi, hikmah dan hukum serta akhlak mulia, budi pekerti dan lain sebagainya.[7]
Al-qur’an telah mencapai puncak yang tertinggi dalam memuatkan i’jaz bahasanya, sehingga diantaranya menyebabkan:
1.      Pakar-pakar bahasa arab jadi lemah menghadapinya.
2.      Membisukan lidah pakar ilmu bayan.
3.      Pakar-pakar penyair natsar jadi keheran-heranan menghadapinya.
4.      Akal merasa heran dan dahsyat melihat susunan kalimat yang memukau.
5.      Terhenti akal berfikir menghadapi ungkapanya.[8]
b.      Kemukjizatan ilmiah
            Kemukjizatan ilmiah qur’an bukanlah terletak pada pencakupannya akan teori-teori ilmiah yang selalu baru da berubah serta merupakan hasil usaha manusia dalam penelitian dan pengamatan. Tetapi ia terletak pada doronganya untuk berfikir dan mengunakan akal. Qur’a mendorong manusia agar memperhatikan dan memikirkan alam. Qur’an menjadikan pemikiran yang lurus dan perhatian yang tepat terhadap alam dan segala apa yang ada di dalamnya sebagai sarana terbesar untuk beriman kepada Allah. Qur’an membangkitkan pada diri setiap muslim kesadaran ilmiah untuk memikirkan, memahami dan menggunakan akal.
Di dalam Al-qur’an terdapat hal-hal ilmiah dan perbandingan-perbandingan yang tidak akan ditemukan dari makhluk, antara lain ialah:
1.      Sesungguhnya Allah SWT tidak menjadikan ilmu alam ini sebagai pokok bicara Al-qur’an, karena ilmu itu tunduk di bawah undang-undang perkembangan dan kemajuan.
2.      Al-qur’an hanya mengajak kepada ilmu-ilmu alam itu dari segi supaya memperhatikanya, membahasnya, dan menggunakanya. Sebab disana terdapat hal-hal yang memberikan nikmat dan dijadikan pemandangan atau perbandingan.
Seperti firmanya adalah:
قل نظرواماذافى االسّموت والارض (يونس: 101)
Artinya :” perhatikanlah apa yang ada pada semua langit dan bumi.” (yunus:101) [9]
c.       Kemukjizatan tasyrii’iy
            Al-qur’an mulai dengan mendidikan perorangan atau individu, karena ia adalah dasar dalam membentuk masyarakat dan mendidiknya dalam memerdekakan daya nalarnya,serta generasi penerusnya. Al-qur’an memberikan pembinaan akidah tauhid yang bersih dari pengaruh keragu-raguan, syirik, melarang suatu hal yang termasuk memperhambakan diri pada hawa nafsu dan syahwat, sehingga dia benar-benar menjadi hamba Allah yang bersih. Qur’an menganjurkan semua sifat keutamaan ideal yag melatih jiwa dengan pengontrol agama, seperti sabar, jujur, adil, berbuat baik, santun, maaf dan tawadu’.[10]

5.      Beberapa Pendapat Mengenai I‘Jaaz Al-Qur’an
a.       Yang pertama menurut Annizhaam dan orang yang mengikutinya dari golongan Syi’ah, seperti Murtha berpendapat, bahwa: I’jaaz Al Qur’an dalam bentuk asshirfatu atau berterus terang. Maksudnya, bahwa Allah SWT menghadang orang yang menentang Al Qur’an, di samping mereka merasa hebat. Ini berbentuk khaariqul ‘aadati (luar biasa) dan tidak berdaya dari mereka ilmu yang mereka butuhkan dalam melawannya.
b.      Yang kedua Al Qur’an mempunyai balaghah yang belum pernah terjangkau sebelumnya.
c.       Yang ketiga I’jaaz yang terdapat dalam Al Qur’an, ialah karena ia memuat Albadii’ yang aneh dan berlaina dari yang selama ini dikenal dalam kalimat bahasa Arab, seperti terdapat fasal-fasal atau pemotongan-pemotongan kalimatnya.
d.      Yang keempat Al Qur’an mempunyai mukjizat yang banyak memuat ilmu-ilmu yang bermacam-macam, seperti  mengenai:
1.      Ilmu yang bermacam-macam
2.      Hikmah yang indah
3.      Hakikat sesuatu
4.      Pengertianya
5.      Lafal dan struktur kalimatnya
6.      Uraian dan pengaturanya
7.      Ilmu pengetahuan yang dimuatnya
8.      Pengaturan hukumnya
9.      Menjaga hak-hak asasi manusia
e.       Serta kelima yang lain berpendapat, bahwa I’Jaaz Al Qur’an ialah dapat mengabarkan kejadian-kejadian pada masa yang silam, sejak mula/awal penciptaan oleh Allah SWT.[11]









BAB III
KESIMPULAN

                          Dari makalah dapat di ambil kesimpulan bahwa Al-Qur'an ini adalah Mukjizat terbesar yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Kita tahu bahwa setiap Nabi diutus Allah selalu dibekali mukjizat untuk meyakinkan manusia yang ragu dan tidak percaya terhadap pesan atau misi yang dibawa oleh Nabi.
                          Mukjizat ini selalu dikaitkan dengan perkembangan dan keahlian masyarakat yang dihadapi tiap-tiap Nabi, setiap mukjizat bersifat menantang baik secara tegas maupun tidak, oleh karena itu tantangan tersebut harus dimengerti oleh orang-orang yang ditantangnya itulah sebabnya jenis mukjizat yang diberikan kepada para Nabi selalu disesuaikan dengan keahlian masyarakat yang dihadapinya dengan tujuan sebagai pukulan yang mematikan bagi masyarakat yang ditantang tersebut.
Demikianlah dalam hal ini penulis akhiri makalah ini tak lupa mohon maaf kepada semua pihak, kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan penulisan makalah ini selanjutnya.























DAFTAR PUSTAKA


Nashr hamid abu zaid, tekstualitas Al-qur’an. Bandung: PT LKIS Pelangi Aksara. 2001
Masyhur, kahar, pokok-pokok ulumul qur’an. Jakarta : Rineka cipta. 1992
Manna’ khalil Al- qattan, study ilmu-ilmu Al-qur’an. Bogor: Pustaka litera antar nusa. 2011
Tim penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, study Al-qur’an.
Surabaya : IAIN Press. 2011
Abdul, djalal, Ulumul Qur’an. Surabaya : dunia ilmu . 2008



[1] Abdul, djalal, Ulumul Qur’an. Surabaya : dunia ilmu . 2008.hl. 267

[2] Ibid , hl. 268
[3] Abdul, djalal, Ulumul Qur’an. Surabaya : dunia ilmu . 2008. Hl.268-269

[4] Ibid , hl.270
[5] Abdul, djalal, Ulumul Qur’an. Surabaya : dunia ilmu . 2008

[6] Abdul, djalal, Ulumul Qur’an. Surabaya : dunia ilmu . 2008

[7] Manna’ khalil Al- qattan, study ilmu-ilmu Al-qur’an. Bogor: Pustaka litera antar nusa. 2011. hl.379

[8] Masyhur, kahar, pokok-pokok ulumul qur’an. Jakarta : Rineka cipta. 1992. hl.147

[9] Masyhur, kahar, pokok-pokok ulumul qur’an. Jakarta : Rineka cipta. 1992. hl.150
[10] Manna’ khalil Al- qattan, study ilmu-ilmu Al-qur’an. Bogor: Pustaka litera antar nusa. 2011 hl.393

[11] Masyhur, kahar, pokok-pokok ulumul qur’an. Jakarta : Rineka cipta. 1992 hl.145-147

0 komentar on "MAKALAH I’JAZIL QUR’AN"

Posting Komentar

MAKALAH I’JAZIL QUR’AN




BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar belakang
Kajian mengenai masalah i’jaz pada dasarnya kajian tentang karakteristik teks yang membedakanya dari teks-teks lain dalam kebudayaan, dan yang menjadikanya lebih unggul daripada teks-teks tersebut. Fenomena al-Quran sebagai mu’jizat, berikut segala segi dan fungsinya, akan banyak ditelaah dalam tulisan ini. Pembahasan al-Quran sebagai mu’jizat oleh para ulama masih menyisahkan perbedaan pendapat tentang derivasi serta domain kemu’jizatan al-Quran ditambah lagi munculnya pendapat yang cenderung melimitasi pada segi kemu’jizatan dengan menafikan segi yang lain.
 Berangkat dari sini, penulis bermaksud untuk mengkaji beberapa segi kemukjizatan al-Quran yang diharapkan dapat menampilkan keterwakilan seluruh pergolakan pendapat dan pemikiran yang bergulir disekitar obyek telaah kemu’jizatan al-Quran.
Sudah menjadi kelaziman dari munculnya seorang rasul dengan seruan agama baru untuk disertai dengan mukjizat. Dengan mu’jizat itu seorang rasul baru diberdayakan oelh Allah untuk sanggup membalikkan pandangan umatnya yang sedang mengalamai fase keterkaguman dengan salah satu aspek kehidupan keduniaan, menuju jalan agama Allah yang lurus. Sejarah nabi dan rasul menunjukkan kebhinekaan corak mu’jizat yang tidak lain sebagai respon logis dari tuntutan realitas kehidupan umat.

2.      Rumusan masalah
1.      Menjelaskan tentang pengertian i’jazil Al-qur’an?
2.      Menjelaskan tentang tujuan-tujuan i’jazil Al-qur’an?
3.      Menjelaskan kapasitas atau kadar kemukjizatan Al-qur’an?
4.      Menyebutkan aspek-aspek i’jazil Al-qur’an?




3.      Tujuan
Tujuan pemakalah disini adalah untuk memberikan sedikit pemaparan tentang i’jazil Al-qur’an, dan dalam makalah ini pula penulis memberikan penjelasan tentang pengertian i’jazil Al-qur’an, selain itu memberikan penjelasan tentang tujuan-tujuan i’jazil Al-qur’an dan memberikan penjelasan tentang kapasitas atau bisa disebut dengan kadar i’jazil Al-qur’an serta menyebutkan aspek-aspek apa saja yang ada pada  i’jazil Al-qur’an.

                                                                                                                      
























BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian i’jaz  ( kemukjizatan Al-qur’an)
a.       Pengertian i’jaz
              Menurut bahasa kata i’jaz adalah mashdar dari kata kerja a’jaza, yang berarti melemahkan. Kata a’jaza ini termasuk fi’il ruba’i mazid yang berasal dari fi’il tsulatsi mujarrad ajaza yang berarti lemah, lawan dari qadara yang berarti kuat/ mampu.[1]
Ini sejalan dengan firman Allah SWT yang berbunyi:
أَعْجَزَتُ أَنْ أَكُوْنَ مِثْلَ هَذَاالْغُرَابِ فَأُوَارِيَ سَوْءَةَ أَخِيْ (المائدة: 31
Artinya: “…Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini” (QS. Al Maidah (5): 31)
              Sebab, kitab al-qur’an telah menantang pujangga-pujangga arab untuk membuat kitab yang seperti al-qur’an, tetapi dari dulu sampai sekarang tidak ada yang mampu membuat tandingan itu. Padahal tantangan al-qur’an itu sudah berkali-kali diturunkan, dan yang disuruh menandingi seluruh isi al-qur’an, dikurangi hanya supaya menandingi 10 surah saja, sampai terakhir hanya diminta membuat tandingan sebuah surah saja pun tidak ada yang mampu menandinginya.
Karena itu al-qur’an benar-benar i’jaz atau benar-benar melemahkan manusia seluruhnya, tak ada seorang pun yang bisa menandingi tantangannya.[2]
              Pelakunya (yang melemahkan) dinamai  mu’jiz. Bila kemampuannya melemahkan  pihak lain amat menonjol sehingga mampu membungkam lawan, ia dinamai mujizat. Mukjizat didefinisikan oleh pakar agama Islam, antara lain sebagai suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seorang yang mengaku Nabi, sebagai bukti kenabiannya sebagai tantangan bagi orang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, tetapi tidak melayani tantangan itu.
              Dengan redaksi yang berbeda, mukjizat didefinisikan pula sebagai suatu yang luar biasa yang diperlihatkan Allah SWT. Melalui para Nabi dan Rasul-Nya, sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulannya.
              Mu’jizat menurut bahasa ialah suatu hal yang luar biasa, ajaib atau menakjubkan. Menurut istilah mukjizat ialah sesuatu yang melemahkan manusia baik sendiri ataupun kolektif untuk mendatangkan sesuatu yang menyerupai/menyamainya yang hanya diberikan kepada Nabi/Rasul Allah. Mukjizat itu merupakan hal yang tidak sama dengan biasanya, yang menyebabkan orang tidak dapat mendatangkan yang menyamainya.
              Jadi mukjizat itu merupakan barang yang mu’jiz, atau yang melemahkan orang sehingga tidak dapat menandinginya. Ada yang berusaha menandinginya, tetapi tidak dapt memenangkan pertandingan itu. Mukjizat merupakan karunia Allah SWT yang diberikan kepada Nabi/Rasul, sehingga tidak mungkin ada manusia yang dapat menandinginya.[3]

2.      Tujuan I’jazil Qur’an
Dari pengertian i’jaz dan mu’jizat di atas, dapat diketahui beberapa tujuan i’jazil al-qur’an, diantaranya adalah:
a.       Membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW yang membawa al-qur’an itu adalah benar-benar seorang Nabi/Rasul Allah.
b.      Membuktikan bahwa kitab al-qur’an itu adalah benar-benar wahyu Allah SWT, bukan buatan malaikat Jibril dan bukan tulisan Nabi Muhammad SAW.
c.       Menunjukkan kelemahan mutu sastra dan balaghah bahasan manusia, karena terbukti pakar-pakar pujangga sastra dan seni bahasa arab tidak ada yang mampu mendatangkan kitab tandingan yang sama seperti al-qur’an.
d.      Menunjukkan kelemahan daya upaya dan rekayasa umat manusia yang tidak sebanding dengan keangkuhan dan kesombonganya.[4]

3.      Kapasitas kemukjizatan Al-qur’an
              Yang dimaksud dengan kapasitass kemukjizatan Al-qur’an ialah kadar yang menjadi mu’jizat dari kitab al-qur’an itu. Kitab suci al-qur’an ini sudah 15 abad lalu mencanangkan tantangan kepada orang-orang yang mengingkari al-qur’an, yakni minta untuk ditandingi dengan membuat kitab yang sama seperti al-qur’an itu. Hal tersebut selain menunjukkan kitab suci ini, juga sekaligus menunjukkan kemukjizatan kitav suci ini, juga sekaligus menunjukkan kebenaran al-qur’an, bahwa tidak ada seorang jin ataupun manusia yang sanggup membuat kitab yang seperti al-qur’an ini.
Sebagaimana tertuang dalam surat Al-Isra ayat 88:
قل لئن اجتمعت الا نس والحنّ على ان يا توا بمثل هذا القران لا ياتون بمثله ولو كان بعضهم لبعض ظهيرا (الاسراء:88)
Artinya : “katakanlah: “ sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan Al-qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”.[5]
              Terdapat tiga tantangan yang dicanangkan untuk menandingi kapasitas kemukjizatan Al-qur’an, namun sungguh sangat mengherankan karena tidak ada satupun tantangan yang mampu melawan kapasitas kemukjizatan al-qur’an, padahal tantangan itu telah tiga kali diubah dan diturunkan kapasitasnya, diantara lain adalah:
a.       Tantangan pertama
Mula-mula al-qur’an menantang orang-oranh yang mengingkari kewahyuanya itu supaya membuat kitab tandingan yang sama seperti seluruh isinya. Yakni, mereka yang menuduh al-qur’an itu buatan Nabi muhammad SAW itu supaya membuat kitab yang sama seperti al-qur’an itu seluruhnya.
Tantangan pertama tidak terlawan, memang sangat berat utuk melawan tantangan pertama ini. Sebab, harus membuat kitab tandingan yang besar, lengkap, dan komplit. Sangat wajar jika tidak ada seorang pun yang mampu melawan atau menandingi al-qur’an.

b.      Tantangan kedua
Karena tidak ada seorang pun isa melawan tantangan al-qur’an yang pertama, karena terlalu berat, maka dikurangi, sebelumnya harus membuat kitab tandingan yang sama dengan seluruh Al-qur’an, lalu diturunkan hanya membuat tandingan yang sama dengan 10 surah seperti Al-qur’an.
c.       Tantangan ketiga
Jika tantangan Al-qur’an yang kedua ini masih juga dianggap berat, karena harus membuat sekian banyak surah yang harus sama dengan Al-qur’an itu , maka tantangan itu diringankan lagi. Yakni hanya disuruh membuat tandingan satu surah saja yang sama dengan surah Al-qur’an.[6]

4.      Aspek-aspek kemukjizatan al-qur’an
Terdapat tiga aspek dalam kemukjizatan Al-qur’an, antara lain adalah:
a.       Kemukjizatan bahasa
            Betapa menakjubkan rangkaian dan betapa indah susunanya. Tak ada kontradiksi dan perbedaan di dalamnya, padahal ia membeberkan banyak segi yang dicakupnya, seperti kisah dan nasihat, argumentasi, hikmah dan hukum serta akhlak mulia, budi pekerti dan lain sebagainya.[7]
Al-qur’an telah mencapai puncak yang tertinggi dalam memuatkan i’jaz bahasanya, sehingga diantaranya menyebabkan:
1.      Pakar-pakar bahasa arab jadi lemah menghadapinya.
2.      Membisukan lidah pakar ilmu bayan.
3.      Pakar-pakar penyair natsar jadi keheran-heranan menghadapinya.
4.      Akal merasa heran dan dahsyat melihat susunan kalimat yang memukau.
5.      Terhenti akal berfikir menghadapi ungkapanya.[8]
b.      Kemukjizatan ilmiah
            Kemukjizatan ilmiah qur’an bukanlah terletak pada pencakupannya akan teori-teori ilmiah yang selalu baru da berubah serta merupakan hasil usaha manusia dalam penelitian dan pengamatan. Tetapi ia terletak pada doronganya untuk berfikir dan mengunakan akal. Qur’a mendorong manusia agar memperhatikan dan memikirkan alam. Qur’an menjadikan pemikiran yang lurus dan perhatian yang tepat terhadap alam dan segala apa yang ada di dalamnya sebagai sarana terbesar untuk beriman kepada Allah. Qur’an membangkitkan pada diri setiap muslim kesadaran ilmiah untuk memikirkan, memahami dan menggunakan akal.
Di dalam Al-qur’an terdapat hal-hal ilmiah dan perbandingan-perbandingan yang tidak akan ditemukan dari makhluk, antara lain ialah:
1.      Sesungguhnya Allah SWT tidak menjadikan ilmu alam ini sebagai pokok bicara Al-qur’an, karena ilmu itu tunduk di bawah undang-undang perkembangan dan kemajuan.
2.      Al-qur’an hanya mengajak kepada ilmu-ilmu alam itu dari segi supaya memperhatikanya, membahasnya, dan menggunakanya. Sebab disana terdapat hal-hal yang memberikan nikmat dan dijadikan pemandangan atau perbandingan.
Seperti firmanya adalah:
قل نظرواماذافى االسّموت والارض (يونس: 101)
Artinya :” perhatikanlah apa yang ada pada semua langit dan bumi.” (yunus:101) [9]
c.       Kemukjizatan tasyrii’iy
            Al-qur’an mulai dengan mendidikan perorangan atau individu, karena ia adalah dasar dalam membentuk masyarakat dan mendidiknya dalam memerdekakan daya nalarnya,serta generasi penerusnya. Al-qur’an memberikan pembinaan akidah tauhid yang bersih dari pengaruh keragu-raguan, syirik, melarang suatu hal yang termasuk memperhambakan diri pada hawa nafsu dan syahwat, sehingga dia benar-benar menjadi hamba Allah yang bersih. Qur’an menganjurkan semua sifat keutamaan ideal yag melatih jiwa dengan pengontrol agama, seperti sabar, jujur, adil, berbuat baik, santun, maaf dan tawadu’.[10]

5.      Beberapa Pendapat Mengenai I‘Jaaz Al-Qur’an
a.       Yang pertama menurut Annizhaam dan orang yang mengikutinya dari golongan Syi’ah, seperti Murtha berpendapat, bahwa: I’jaaz Al Qur’an dalam bentuk asshirfatu atau berterus terang. Maksudnya, bahwa Allah SWT menghadang orang yang menentang Al Qur’an, di samping mereka merasa hebat. Ini berbentuk khaariqul ‘aadati (luar biasa) dan tidak berdaya dari mereka ilmu yang mereka butuhkan dalam melawannya.
b.      Yang kedua Al Qur’an mempunyai balaghah yang belum pernah terjangkau sebelumnya.
c.       Yang ketiga I’jaaz yang terdapat dalam Al Qur’an, ialah karena ia memuat Albadii’ yang aneh dan berlaina dari yang selama ini dikenal dalam kalimat bahasa Arab, seperti terdapat fasal-fasal atau pemotongan-pemotongan kalimatnya.
d.      Yang keempat Al Qur’an mempunyai mukjizat yang banyak memuat ilmu-ilmu yang bermacam-macam, seperti  mengenai:
1.      Ilmu yang bermacam-macam
2.      Hikmah yang indah
3.      Hakikat sesuatu
4.      Pengertianya
5.      Lafal dan struktur kalimatnya
6.      Uraian dan pengaturanya
7.      Ilmu pengetahuan yang dimuatnya
8.      Pengaturan hukumnya
9.      Menjaga hak-hak asasi manusia
e.       Serta kelima yang lain berpendapat, bahwa I’Jaaz Al Qur’an ialah dapat mengabarkan kejadian-kejadian pada masa yang silam, sejak mula/awal penciptaan oleh Allah SWT.[11]









BAB III
KESIMPULAN

                          Dari makalah dapat di ambil kesimpulan bahwa Al-Qur'an ini adalah Mukjizat terbesar yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Kita tahu bahwa setiap Nabi diutus Allah selalu dibekali mukjizat untuk meyakinkan manusia yang ragu dan tidak percaya terhadap pesan atau misi yang dibawa oleh Nabi.
                          Mukjizat ini selalu dikaitkan dengan perkembangan dan keahlian masyarakat yang dihadapi tiap-tiap Nabi, setiap mukjizat bersifat menantang baik secara tegas maupun tidak, oleh karena itu tantangan tersebut harus dimengerti oleh orang-orang yang ditantangnya itulah sebabnya jenis mukjizat yang diberikan kepada para Nabi selalu disesuaikan dengan keahlian masyarakat yang dihadapinya dengan tujuan sebagai pukulan yang mematikan bagi masyarakat yang ditantang tersebut.
Demikianlah dalam hal ini penulis akhiri makalah ini tak lupa mohon maaf kepada semua pihak, kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan penulisan makalah ini selanjutnya.























DAFTAR PUSTAKA


Nashr hamid abu zaid, tekstualitas Al-qur’an. Bandung: PT LKIS Pelangi Aksara. 2001
Masyhur, kahar, pokok-pokok ulumul qur’an. Jakarta : Rineka cipta. 1992
Manna’ khalil Al- qattan, study ilmu-ilmu Al-qur’an. Bogor: Pustaka litera antar nusa. 2011
Tim penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, study Al-qur’an.
Surabaya : IAIN Press. 2011
Abdul, djalal, Ulumul Qur’an. Surabaya : dunia ilmu . 2008



[1] Abdul, djalal, Ulumul Qur’an. Surabaya : dunia ilmu . 2008.hl. 267

[2] Ibid , hl. 268
[3] Abdul, djalal, Ulumul Qur’an. Surabaya : dunia ilmu . 2008. Hl.268-269

[4] Ibid , hl.270
[5] Abdul, djalal, Ulumul Qur’an. Surabaya : dunia ilmu . 2008

[6] Abdul, djalal, Ulumul Qur’an. Surabaya : dunia ilmu . 2008

[7] Manna’ khalil Al- qattan, study ilmu-ilmu Al-qur’an. Bogor: Pustaka litera antar nusa. 2011. hl.379

[8] Masyhur, kahar, pokok-pokok ulumul qur’an. Jakarta : Rineka cipta. 1992. hl.147

[9] Masyhur, kahar, pokok-pokok ulumul qur’an. Jakarta : Rineka cipta. 1992. hl.150
[10] Manna’ khalil Al- qattan, study ilmu-ilmu Al-qur’an. Bogor: Pustaka litera antar nusa. 2011 hl.393

[11] Masyhur, kahar, pokok-pokok ulumul qur’an. Jakarta : Rineka cipta. 1992 hl.145-147

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

 

ChieZcHuA ChUtEzZ Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal